Sila Sahin jadi orang Turki pertama yang berpose bugil di majalah pria dewasa, Playboy. Alih-alih mendapat pujian, ia justru dikecam, bahkan diancam karena dianggap melecehkan umat Islam.
Posenya yang provokatif, hanya dengan selembar selendang tipis di sampul Playboy Jerman juga melukai keluarganya yang asli Turki. Padahal, akting suksesnya di opera sabun 'Good Times, Bad Times' membuat orang tuanya bangga.
Sila mengaku pose beraninya di Playboy adalah simbol pembebasan. "Aku melakukannya untuk membebaskan diriku dari segala aturan masa kecil," kata dia.
Perempuan 25 tahun itu mengakui, keluarganya kecewa berat dengan keputusannya itu. Ia putus kontak dengan sang ibu."Ibuku masih sangat marah. Hubunganku dengan kakek dan nenek, para paman dan bibiku lebih sulit lagi," kata dia, dalam situs opera sabunnya.
Namun, Sila mengaku akan segera menjalin kontak dengan ayahnya yang seorang aktor -- yang menunjukkan perhatian atas tekanan yang dialami Sila berhadapan dengan komunitas muslim.
Sila menyatakan, pose-pose kontroversialnya di Playboy ditujukan pada para gadis Turki yang kata dia, menderita akibat tekanan lingkungan, di mana pilihan bagi perempuan sangat sempit. Bahkan dalam memilih pasangan hidup, tak jarang mereka dijodohkan, tak boleh melawan.
Apa pesannya bagi para gadis Turki? "Sekian lama, aku berusaha untuk berbuat sesuai aturan. Melalui fotoku, aku ingin menunjukkan pada perempuan Turki, tak masalah, jika kau hidup sesuai dengan pilihanmu."
Dalam artikel setebal 12 halaman yang mengiringi foto-foto syurnya, Sila mengaku serasa 'menjadi Che Guevara', seraya menambahkan, foto-foto semi telanjangnya itu adalah ekspresi kebebasan. "Lingkunganku sangat konservatif, aku selalu dilarang ke luar, dilarang berpenampilan menarik, tak boleh punya teman pria," kata dia seperti dimuat Playboy.
"Aku harus menuruti pendapat pria. Hasilnya, justru aku punya hasrat ekstrem untuk mendapat kebebasan. Aku seperti Che Guevara. Aku akan melakukan apapun yang kumau, jika tidak, aku mungkin mati."
Seberani apapun, Sila masih memohon pengampunan keluarganya. "Aku harap, kalian memaafkanku. Tolong, izinkan aku pulang," kata dia, dengan air mata bercucuran, dalam sebuah wawancara TV.
Sepertinya Sila harus membayar mahal tindakan beraninya itu. Kelompok Islam garis keras dalam sebuah situs mengancamnya. Mereka menilai Sila telah "mempermalukan muslimah" dan "melacurkan diri demi uang". Sebuah poster ancaman juga dipasang sebuah situs jihad, berbunyi: "Dia (Sila) harus berhati-hati" atau "Dia harus membayar perbuatannya."
Warga muslim Jerman juga ikut mengecamnya. Seorang penjual kebab mengaku geram dengan ulah Sila. Jika Sila adalah anaknya, kata dia saat diwawancara televisi Jerman, "Saya akan membunuhnya. Sungguh. Apa yang ia lakukan melanggar aturan."
Gara-gara ancaman yang ditujukan, Sila kini dalam pengawasan intel Jerman. Tapi, simak pendapat perwira intelijen soal aksi Sila yang kelewat berani: "Aku pikir apa yang ia lakukan sungguh berani, atau sebaliknya sangat bodoh. Yang jelas, ia harus mengunci rapat-rapat pintu rumahnya waktu malam, dalam jangka waktu lama."
Untuk diketahui, Sila lahir di Berlin pada 3 Desember 1985, meski keturunan Turki ia adalah warga negara Jerman. Namanya dikenal setelah membintangi opera sabun, Gute Zeiten, schlechte Zeiten (Good Times, Bad times). Di sana ia memerankan Ayla Ozgul. Saat ini ia menjalin kasih dengan seorang aktor Jerman, Joern Schloenvoigt. (Hindustan Times, The Sun | umi) • VIVAnews
Posenya yang provokatif, hanya dengan selembar selendang tipis di sampul Playboy Jerman juga melukai keluarganya yang asli Turki. Padahal, akting suksesnya di opera sabun 'Good Times, Bad Times' membuat orang tuanya bangga.
Sila mengaku pose beraninya di Playboy adalah simbol pembebasan. "Aku melakukannya untuk membebaskan diriku dari segala aturan masa kecil," kata dia.
Perempuan 25 tahun itu mengakui, keluarganya kecewa berat dengan keputusannya itu. Ia putus kontak dengan sang ibu."Ibuku masih sangat marah. Hubunganku dengan kakek dan nenek, para paman dan bibiku lebih sulit lagi," kata dia, dalam situs opera sabunnya.
Namun, Sila mengaku akan segera menjalin kontak dengan ayahnya yang seorang aktor -- yang menunjukkan perhatian atas tekanan yang dialami Sila berhadapan dengan komunitas muslim.
Sila menyatakan, pose-pose kontroversialnya di Playboy ditujukan pada para gadis Turki yang kata dia, menderita akibat tekanan lingkungan, di mana pilihan bagi perempuan sangat sempit. Bahkan dalam memilih pasangan hidup, tak jarang mereka dijodohkan, tak boleh melawan.
Apa pesannya bagi para gadis Turki? "Sekian lama, aku berusaha untuk berbuat sesuai aturan. Melalui fotoku, aku ingin menunjukkan pada perempuan Turki, tak masalah, jika kau hidup sesuai dengan pilihanmu."
Dalam artikel setebal 12 halaman yang mengiringi foto-foto syurnya, Sila mengaku serasa 'menjadi Che Guevara', seraya menambahkan, foto-foto semi telanjangnya itu adalah ekspresi kebebasan. "Lingkunganku sangat konservatif, aku selalu dilarang ke luar, dilarang berpenampilan menarik, tak boleh punya teman pria," kata dia seperti dimuat Playboy.
"Aku harus menuruti pendapat pria. Hasilnya, justru aku punya hasrat ekstrem untuk mendapat kebebasan. Aku seperti Che Guevara. Aku akan melakukan apapun yang kumau, jika tidak, aku mungkin mati."
Seberani apapun, Sila masih memohon pengampunan keluarganya. "Aku harap, kalian memaafkanku. Tolong, izinkan aku pulang," kata dia, dengan air mata bercucuran, dalam sebuah wawancara TV.
Sepertinya Sila harus membayar mahal tindakan beraninya itu. Kelompok Islam garis keras dalam sebuah situs mengancamnya. Mereka menilai Sila telah "mempermalukan muslimah" dan "melacurkan diri demi uang". Sebuah poster ancaman juga dipasang sebuah situs jihad, berbunyi: "Dia (Sila) harus berhati-hati" atau "Dia harus membayar perbuatannya."
Warga muslim Jerman juga ikut mengecamnya. Seorang penjual kebab mengaku geram dengan ulah Sila. Jika Sila adalah anaknya, kata dia saat diwawancara televisi Jerman, "Saya akan membunuhnya. Sungguh. Apa yang ia lakukan melanggar aturan."
Gara-gara ancaman yang ditujukan, Sila kini dalam pengawasan intel Jerman. Tapi, simak pendapat perwira intelijen soal aksi Sila yang kelewat berani: "Aku pikir apa yang ia lakukan sungguh berani, atau sebaliknya sangat bodoh. Yang jelas, ia harus mengunci rapat-rapat pintu rumahnya waktu malam, dalam jangka waktu lama."
Untuk diketahui, Sila lahir di Berlin pada 3 Desember 1985, meski keturunan Turki ia adalah warga negara Jerman. Namanya dikenal setelah membintangi opera sabun, Gute Zeiten, schlechte Zeiten (Good Times, Bad times). Di sana ia memerankan Ayla Ozgul. Saat ini ia menjalin kasih dengan seorang aktor Jerman, Joern Schloenvoigt. (Hindustan Times, The Sun | umi) • VIVAnews
No comments:
Post a Comment